Nama : Umamah Khoirunnisaa’
Nim : A 310110161
Kelas : 6 E
TULISAN-TULISAN DI MIN SROYO (MI Negeri Sroyo)
Identitas Sekolah :
Nama Sekolah : MIN SROYO
Alamat Sekolah : Sroyo. Jaten, Karanganyar 57771 Telp. (0271 643 937 )
Kepala Sekolah : Wasana, S.Pd, M.Pd.
Tulisan yang berada di halaman sekolah tersebut merupakan peringatan untuk seluruh warga sekolah agar tidak memarkirkan kendaraannya. Dari adanya tulisan tersebut ada maksud yang tersirat sehingga seseorang membaca sekali saja dapat memahaminya.
Biasanya tulisan seperti ini dapat ditemui di terminal umum, di pinggir jalan umum, di depan gerbang pabrik, dan lain-lainnya.
Diambil hari Selasa, tanggal 30 April 2013, pukul 08.17, di halaman sekolah
Pengumuman-pengumuman diletakkan di halaman depan sekolah sehingga siswa-siswi dapat melihat dan membacanya ketika keluar masuk sekolah
Perpustakaan di luar kelas
Perpustakaan tersebut memang sengaja diletakkan diluar kelas tepatnya dihalaman masuk sekolah, letaknya dibawah pengumuman-pengumuman yang ditempel. Perpustakaan tersebut diberi nama perpustakaan kejujuran MI, boleh mengambil dan dibaca.
Dari tulisan tersebut ada makna tersirat yaitu siswa boleh meminjam, mengambil dan membacanya namun harus dikembalikan, siswa dilatih untuk jujur. Jika membaca juga harus berkewajiban mengembalikan kembali ke dalam box.
TULISAN-TULISAN DI M.Ts MUHAMMADIYAH 2 KARANGANYAR
IDENTITAS SEKOLAH :
Nama Sekolah : M.Ts Muhammadiyah 2 Karanganyar
Alamat Sekolah : Sroyo, Rt 06/Rw 10, Jaten, Karanganyar 57771 Telp (0271) 8204223
Kepala Sekolah : Budi Susilo
Gambar diambil pada hari Selasa, tanggal 30 April 2013, Pukul 08.35 WIB
Tulisan tersebut ditempel di dinding sekolah, ada 11 ciri-ciri anak yang tidak maju. Tulisan tersebut akan selalu mengingatkan diri siswa, apakah dirinya termasuk kedalam ciri-ciri anak tidak maju tersebut. Ketika siswa mengetahui bahwa ada salah satu ciri ada pada dirinya, maka terkadang ada siswa yang introspeksi diri terhadap seluruh tingkah laku atau perbuatannya itu.
Siswa kan berlomba-lomba menjdi anak yang maju, namun ada juga siswa yang mengabaikan dan acuh tak acuh terhadap hal-hal seperti itu. Budaya malu untuk melakukan hal-hal yang tercela atau buruk harus selalu ditanamkan kepada anak, baik itu di SD dan SMP. Dengan mencontohkan langsung, menggunakan kata ganti “aku”, aku malu untuk berbicara kotor, aku malu terlambat, aku malu tidak berpakaian rapi, aku malu tidak lulus atau naik kelas, aku tidak mau sering nglanggar tata tertib dan lain-lain. Itu akan mengarahkan siswa untuk melangkah kepada kebaikan. Namun tidak semuanya siswa begitu, ada yang masih saja melanggar dan mengabaikannya. Ini adalah salah satu tugas guru juga, bagaimana mengarahkan siswa dalam kebaikan.
Inilah budaya yang
juga harus ditanamkan kepada siswa. Budaya 5S
(Senyum, Salam, Sapa, Sopan,Santun).
Senyum
dihadapan saudara kita adalah ibadah, namun ada sebagian sebagian siswa yang
memplesetkan kalau senyum-senyum terus bisa-bisa seperti orang gila.
Murah senyum itulah yang sering diajarkan, agar
orang lain juga senang melihat kita. Sapa dan Salam selalu kita ucapkan kepada
oarang lain bila bertemu agar mempererat tali persaudaraan. Sopan-santun
merupakan sikap ataupun bagaimana perilaku kita dalam melakukan sesuatu
kegiatan atau sedang berkomunikasi dengan orang lain.
Tulisan tersebut
dipasang di mading sekolah. Dalam tulisan tersebut bisa kita lihat ada gambar
kucing yang memberikan sebuah nasehat kepada kita supaya rajin belajar dan
dapat meraih kesuksesan. Namun cara penulisannya, menurut kaidah kebahasaan
belum tepat, seharusnya YG ditulis dengan yang, lalu antara satu kata dengan yang lain
kurang berkesinambungan. “Belajarlah yg rajin agar menuju kesuksesan”, kata-kata
yang tergabung perlu adanya perubahan, misalnya seperti ini “Belajarlah yang
rajin untuk meraih kesuksesan”. Intinya sebenarnya sama yaitu mencapai
kesuksesan.
Tulisan tersebut dapat memacu siswa untuk
belajar dan belajar. Bukan hanya belajar di sekolah saja namun juga diluar
sekolah. Visi dan Misi M.Ts Muhammadiyah 2 Karanganyar ini dipajang disetiap ruang kelas yang ada dan kantor serta perpustakaan. Agar seluruh warga sekolah ingat dan paham dengan apa yang sekarang dijalankan demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sebuah nasehat untuk seluruh warga muhammadiyah dari K.H Ahmad Dahlan. Terkandung makna yang dalam dan smapia ke hati jika membaca dan memahami apa yang dipesankan oleh pendiri muhammadiyah tersebut. “Hidup-hidupilah muhammadiyah, jangan mencari hidup di muhammadiyah”, sebagai warga muhammadiya berbagai pesan yang diamanahkan kepada kita semua. Hidup-hiduplah muhammadiyah, muhammadiyah yang sudah berkembang pesat hendaknya dirawat dan dijaga dengan baik. Jangan mencari hidup di muhammadiyah maksudnya disini muhammadiyah bukan tempat untuk mencari dan menumpuk segala sesuatu hal yang diinginkan oleh pribadi kita.
Kawasan tanpa rokok ditempelkan di beberapa ruangan dan dinding luar
kelas. Tanda seperti ini selalu mengingkatkan siswa bahwa sekolah tersebut ada
peraturan dilarag keras untuk merokok. Ketentuan ini tidak hanya berlaku untuk
siswa saja namun juga seluruh guru dan staf karyawan yang ada. Bisa jadi
siswa-siswa yang berada di sekolah tersebut sudah ada yan merokok atau
mencoba-cob nerokok . Adanya peringatan seperti itu siswa yang anti rokok ikut
membantu dan mendorong adanya sekolah yang bersih dari asap rokok, namun bagi
siswa yang suka merokok pastinya terseindir dan acuh tak acuh terhadap
peringatan tersebut dan menyobek kertas-kertas yang berisi tulisan-tulisan baik
itu nasehat, petuah atao peringatan tentang larangan merokok atau bahaya
merokok.
Tulisan tersebut
tertempel di pintu masuk perpustakaan. Sehingga ketika siswa membaca, mereka
langsung paham dengan peringatan yang ada. Boleh masuk ruang perpeustakaan asalkan
izin terebih dahulu kepad petugas. Jika belum ada izin hendaknya jangan masuk
dulu.
Adanya peringatan tersebut, terkadang ada
beberapa siswa yang mengabaikannya. Hanya dipandang sebelah mata saja. Bisa
jadi ada beberapa siswa juga yang malas ke perpustakaan hanya karena harus izin
dengan petugas dulu. Tulisan tersebut terdapat pertigaan jalan menuju gerbang masuk sekolah. Tulisan tersebut dipasang agar semua orang yang mengendarai sepeda, motor, mobil, dan lain-lain diharap pelan-pelan, mengurangi kecepatan dan lebih hati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan diri
TULISAN YANG SEHARUSNYA DIBERSIHKAN DARI
DINDING/TEMBOK LUAR SEKOLAH
Karena sekolah tersebut berada di lingkungan pondok pesantren, maka ada
beberapa coretan-coretan tembok yang tergambar seperi diatas. Rasa tidak senang siswa terhadap pembelajaran
di pesantren. Anggapannya pesantren itu penjara suci sehingga banyak
siswa-siswa di luar maupun di dalam sekolah serta pesantren yang membenci .
Bisa dikatakan tulisan tersebut adalah luapan emosi yang diungkapkan siswa
dengan mencoret-coret tembok sekolah. Padahal memang dilarang, namun tetap sasa
ada yang begitu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar